UNIT - UNIT USAHA PONDOK PESANTREN GONTOR | |||
NO | JENIS USAHA | TAHUN BERDIRI | LOKASI |
1. | PENGGILINGAN PADI | 1970 | Gontor |
2. | Percetakan Darussalam | 1986 | Gontor |
3. | Usaha Kesejahteraan Keluarga ( Toserba ) | 1986 | Gontor |
4. | TOKO BAHAN BANGUNAN | 1988 | PONOROGO |
5. | TOKO BUKU LA TANSA | 1989 | PONOROGO |
6. | TOKO PALEN 1 | 1990 | PONOROGO |
7. | KEDAI BAKSO | 1990 | PONOROGO |
8. | FOTOKOFO DAN ALAT TULIS | 1990 | BAJANG |
9 | . APOTIK | 1991 | PONOROGO |
10. | WARTEL | 1991 | GONTOR |
11. | TOKO PALEN II | 1994 | BAJANG |
12 | . PABRIK ES BALOK | 1996 | GONTOR |
13 | . PUSAT PERKULAKAN | 1997 | GONTOR |
14. | TOSERBA & GROSIR LATANSA | 1997 | PONOROGO |
15 | . KEDAI BAKSO II | 1997 | PONOROGO |
16. | JASA ANGKUTAN | 1998 | GONTOR |
17. | PASAR SAYUR | 1998 | GONTOR |
18. | PENGGEMUKAN SAPI | 1999 | GONTO |
19 | . WARTEL II | 1999 | GONT |
20 | . BUDIDAYA AYAM POTONG | 1999 | SIMAN |
21. | PENYEMBELIHAN AYAM POTONG | 2003 | GONTOR |
22. | PENGEMASAN MAKANAN IKAN | 2003 | GONTOR |
23. | PABRIK ROTI | 2003 | GONTOR |
24. | KERAJINAN SANDAL | 2004 | GONTOR |
25. | PABRIK AIR MINUM | 2004 | GONTOR |
SUMBER : ABDULLAH SYUKRI ZARKASY ( 2004 ) | |||
TULIS ULANG DARI KHAERUL ROZIQIEN ELBASYARIE |
IQRO AL-AMBIYA JL. BOJONG INDAH RT.11 RW.06 NO.25 B , MOTTO : LANCAR MEMBACA IQRO DALAM, 17 MENIT DAN LANCAR MEMBACA AL-QUR'AN DALAM, SEHARI , INSYA ALLAH, INSYA ALLAH & INSYA ALLAH PASTI BISA , UNTUK INFORMASI HUBUNGI UST. KHAERUL ROZIQIEN ELBASYARI , 0812 9112 5559 ATAU 087877403009 & INFORMASI GEDUNG SERBAGUNA MASJID RAYA BAITUSSALAM, HUBUNGI 021-8640065
makkatul mukarromah 2016

11/01/12
SEMOGA ANDA TETAP SUKSES DUNIA AKHIRAT
PONDOK PESANTREN
WAKAF TERBAIK DI ASIA TENGGARA
Sebagian tanah wakaf yang dikelola oleh yayasan menggunakan akad bagi hasil dengan para petani , dengan ketentuan – ketentuan yang disepakati dengan memperhatikan keuntungan petani penggarap tanah wakaf tersebut dan sisanya tanah wakaf tersebut disewakan kepada petani .
Tradisi wakaf di Indonesia kebanyakan diperuntukan bagi sarana ibadah dan pendidikan, yang berupa harta tidak bergerak atau tanah . Hampir seluruh Masjid yang kita temui berdiri diatas tanah wakaf , kecuali Masjid milik pemerintah dan perusahaan . Adapun wakaf untuk pendidikan lebih banyak diperuntukan pesantren, walaupun ada yang diperuntukan sekolah, seperti halnya Muhammadaiyah mendirikan lembaga pendidikan dari TK sampai Perguruan Tinggi , diatas tanah wakaf . Demikian pula dengan pondok pesantren yang tersebar luas di Indonesia, yang sebagian besar berdiri di tanah wakaf para muhsinin . Menurut hasil penelitian Rahmat Djantika dan kawan – kawan ( tahun 1999 – 2000 ), Pondok Moderen Gontor Ponorogo , termasuk salah satu pengelola wakaf terbaik di ASIA TENGGARA . Tanah wakaf digontor yang dikelola Pesantren memiliki dua jenis pendayagunaan : Pendaya gunaan Pokok dan pendayagunaan Penunjang atau pengembangan . Sebagai pesantren, kegiatan utamanya adalah menyelenggarakan pendidikan agama dari tingkat yang paling rendah sampai Perguruan Tinggi . Sedangkan kegiatan pengembang antara lain berupa kegiatan ekonomi / bisnis yang hasilnya didayagunakan untuk kemajuan pesantren .
Pengelolaan Wakaf
Di antara syarat penting bagi sebuah lembaga untuk dapat bertahan hidup dan berkembang adalah memiliki sumberdana sendiri . sejak berdiri pada tahun 1926 , pondok Gontor berusaha untuk mandiri . Dalam memenuhi segala sarana dan prasarana, serta kebutuhan lain demi keberlangsungan proses pendidikan dan pengajaran dipesantren, maka Gontor mendirikan unit – unit usaha di atas tanah wakaf yang dikelola oleh santri maupun oleh para Guru Pesantren . Koprasi pesantren yang berada di lingkungan Pesantren dikelola oleh Santri Senior, sedangkan unit usaha yang berada diluar pesantren dikelola oleh para Guru Junior .
Pada tahun 2004 saja laba bersih kegiatan usaha Pesantren Gontor Sekitar 6 Milyar Rupiah / tahun . Adapun unit usaha yang dikelola santri antara lain Koprasi pelajar ( minimarket pesantren ) koprasi warung pelajar , fastfood, kafetaria , koprasidapur, toko obat, kios , fotokopi , kios fotografi , kios peralatan pramuka, benda pos dan jasa laundry pakaian . Sedangkan unit –unit usaha yang dikelola oleh Guru – guru pesantren hingga kini lebih dari 30 unit usaha yang bergerak dibidang pertanian , percetakan , penerbitan , perdagangan ritail , telkomunikasi , transportasi , kredit usaha tani , peternakan , Apotek , klinik dan pertokoan baik yang ada digontor pusat maupun cabang . Selain itu Gontorpun mengelola hutan di Berau , Kalimantan Timur .
Pondok Modern Gontor memiliki tanah wakaf hingga tahun 2004 seluas 320 ha , baik tanah kering maupun basah . Tanah wakaf tersebut dikelola oleh Yayasan Pemeliharaan dan Perluasan Pondok Moderen Gontor ( YPPWPM ) , yang berdiri sejak tahun 1959 . Tanah – tanah tersebut diperoleh baik melalui penerimaan maupun pembelian atau pertukaran tanah milik untuk wakaf . Tanah wakaf tersebut tidak berada di satu tempat, namun tersebar antara lain di Ponorogo , Madiun , Ngawi , Nganjuk , Kediri , trenggalek , Jombang , Jember , Banyuwangi , Magelang , Lampung dan Konawea Sultra .
Pemanfaatan tanah tersebut disesuaikan dengan sifat tanahnya . Tanah kering dijadikan lokasi pendirian sarana dan prasarana pendidikan dan pengajaran , seperti bangunan sekolah , asrama santri , perkantoran , laboratorium , perpustakaan , Masjid , balai pertemuan , fasilitas olah raga , seni dan ketrampilan , serta untuk perumahan guru , dan dosen .
Tanah kering yang tidak dijadikan untuk bangunan ditanami berbagai jenis tanaman , seperti tanaman hias , umbi – umbian , kelapa , buah –buahan dan sebagainya .
Sedangkan tanah basah diperuntukan untuk menanam padi , jagung , dan palawija . Dalam pengelolaan tanah wakaf tersebut ( YPPWPM ) dibantu oleh para pengawas yang disebut NADZIR . Para nadzir ini berasal dari daerah tempat sawah tersebut berada . Mereka bertanggung jawab kepada Yayasan wakaf dan kedua belah pihak biasa mengadakan EVALUASI bersama .
SISTEM BAGI HASIL DAN SEWA TANAH
Dalam pengelolaan tanah wakaf yang cukup luas , sebagian besar tanah wakaf yang dikelola oleh Yayasan menggunakan akad bagi hasil dengan para petani , dengan ketentuan - ketentuan yang disepakati dengan memperhatikan keuntungan petani penggarap tanah wakaf tersebut dan sisanya tanah wakaf tersebut disewakan kepada petani .
Pada tahun 2003 misalnya , selama dua kali masa tanam, sawah telah menyumbangkan total dana sekitar Rp. 428 juta , 89 persen ( Rp.347,5 juta ) berasal dari bagi hasil .
Ternyata pola bagi hasil dalam mengelola tanah wakaf dengan petani cukup menguntungkan kedua belah fihak .
Laba bersih yang didapat, sebagian dialokasikan untuk pengembangan dan pemeliharaan pesantren dan untuk kesejahteraan guru .
Guru di pondok pesantren tidak digaji dari SPP santri . Bahkan santri yang belajar digontor disubsidi oleh Pondok karena SPP yang dibayarkan tidak cukup untuk kebutuhan kegiatan belajar mengajar , perawatan dan pembangunan pesantren . Namun kekurangan tersebut ditutup dari hasil usaha yang dikelola oleh para guru dan santri .
Hampir setiap tahun Pondok Gontor menghabiskan uang 10 miliar untuk perawatan dan pembangunan, sarana dan prasarana .
Dengan managemen keuangan yang transparan dan perencanaan yang baik, pondok gontor tidak pernah berhenti untuk membangun . Tidak dipungkiri bahwa ada infak dari pengusaha , pejabat , orang tua wali murid , muhsinin dan bahkan pemerintah yang sifatnya tidak mengikat . Namun demikian prinsip kemandirian financial ini yang membantu pondok gontor untuk tetap bertahan dan bahkan terus berkembang dalam beragam situasi dan kondisi perekonomian Negara . wallahu A’lam , Bisshoaab .
Penulis Khaerul roziqien elbasyarie Indonesia, iqro al-ambiya.com atau yes is yes.com - informasi berasal dari Republika, 28 Juli 2011 .
22/11/11
DAFTAR KHOTIB MRB TH 2012
JANUARI
06-01-12…….Ust. Sholehudin …. **
13-01-12…….Ust. Anis Agus, SAg…… **
20-01-12…….Ust. Ahmad Darka …….**
27-01-12…….Ust.Novendri Said ….**
FEBRUARI
03-02-12…….Ust. KH.Drs.Hazairin, SQ… **
10-02-12……. Ust. Rikza Abdullah ……..**
17-02-12……. Ust. Nurul ghulam……… **
24-02-12…….Ust.Elfa Mukhlis ,MA …….. **
MARET
02-03-12……. ...Ust.Anas Fahkruddin…..**
09-03-12………..Ust. Tengku Zulkarnaen…**
16-03-12……. Ust. Waliyul Amri,MA ……**
23-03-12……. Ust. Khairuddin…
30-03-12……. Ust. Faisal Kunhi, MA…**
APRIL
06-04-12……. Ust. Taompuli, SAg ……**
13-04-12……. Ust. Tengku Zulkarnaen…**
20-04-12……. Ust. Anis Agus, SAg ……**
27-04-12……. Ust. A.Zayadi, SAg…… **
MEI
04-05-12……. Ust. Hasyim Maghdali…….**
11-05-12……. Ust. Ahmad Nurrochim……**
18-05-12……. Ust. M. Afif, SAg…… **
25-05-12……. Ust. Hasbiyallah ,LC…**
JUNI
01-06-12……. Ust. KH.Drs.Hazairin, SQ……**
08-06-12……. Ust. Elfa Mukhlis, MA…**
15-06-12……. Ust. Niam Kastolani…
22-06-12……. Ust. KH.M.Nur Kholik……
29-06-12……. Ust. Sholehuddin……..
JULI
06-07-12……. Ust. Waliyul Amri …**
13-07-12……. Ust. Deddy Wahyudi…**
20-07-12……. Ust. Anas Fachruddin…….
27-07-12……. Ust. KH.NAWAWI ALI …..**
AGUSTUS
03-08-12……..Ust. Faisal Kunhi, MA….**
10-08-12……. Ust. Rikza Abdullah…….**
17-08-12……. Ust. Nurul Ghulam…….. @
24-08-12……. Ust. Ahmad Ghufron……**
31-08-12……. Ust. Astohari Amani……**
SEPTEMBER
07-09-12……. Ust. Taompuli, SAg……**
14-09-12……. Ust. Nofendri Said, SAg…….**
21-09-12……. Ust. Ahmad Darka……..**
NAMA - NAMA PENGURBAN SAPI TH 1432 H / 2011 | |||
NO | N A M A | NO | N A MA |
I | KEL. H.ABDUL RACHMAN | VIII | DR.SURADI |
| IBU RULINA SURADI | ||
II | ARVIDYA NOVIYANTO | | BP. FAISAL BUDI PRIANTO |
| DEVIRIA ZAINUDDIN | | IBU IMASARASWATI |
| DERIANO VIDYATAMA | | BP. BAYU PRAKOSO |
| EVITA VIDYA MOURA | | IBU RATNA MIRANTI |
| MISNAR ZAINUDDIN | | IBU BINTARI PUSPITA |
| ERDAWATI TAHAR | ||
| UCUP SUPIAN | IX | USNARTO |
| DIAH LESTARI PUDJI ASTUTI | ||
III | HM.IDRIS | | DINAR MEIRANI RETNA NINGRUM |
| HJ.SUKILAH | | FIKA USTARINING PUTRI |
| LUKITA PURNAMASARI | | USYE ANAFI ASTUTI |
| H.IMAM KARIM alm | | BP. SUYITNO |
| HJ.ST.BANTIRA | | GIRI YUDONO |
| H.MARDIMIN B WONGSO | ||
| HJ.SATIRAH BT PARTO | X | H.ZAINI RIDHA |
| HJ.SETIAWATI | ||
IV | IR.H.JOKO PRAMONO | | YUSRI HALIM |
| dr.HJ.BINTARI PRIHATNI | | A.KADIM BASYARI |
| IKRAR MAHARDIKA | | INDRO KUSUMO WARDONO |
| DYANDRA MALIK INDIKA | | HJ. SITI HUSNA NST. |
| FABRAN ADHIRA INDIKA | | H.AHMAD JALIL LUBIS |
| MARSHA AMALA INDIKA | ||
| NY.HJ.MOEBANIAH | XI | RENAN TERA PUSPITA DEWI |
| RETNO HENDRAS TUTI | ||
V | KEL. BP. ANDI PANGERAN | | BATARI SARASWATI |
| HENDY HAPSORO | ||
VI | KEL. H.DEDDY MIZWAR | | SITI FATIAH |
| HJ.GISELAWATI WIRANEGARA | | TINA DAMAYANTI |
| SENANDUNG NACITA | | FAHMI AZIZI LUBIS |
| ZULFIKAR RAKITA DEWA | ||
| GACIA KALILA | XII | ALMARHUMAH HJ.SRI SUHATI |
19/09/11
SYAIKH HASYIM AS'ARIE
K.H. Hasyim Asy’ari lahir pada 24 Dzulqa`dah 1287 H atau 14 Februari 1871 M di Desa Nggedang, Jombang, Jawa Timur. Ia anak ketiga dari 10 bersaudara pasangan Kiai Asy`ari bin Kiai Usman dari Desa Tingkir dan Halimah binti Usman.
Ia lahir dari kalangan elite santri. Ayahnya pendiri Pesantren Keras. Kakek dari pihak ayah, Kiai Usman, pendiri Pesantren Gedang. Buyutnya dari pihak ayah, Kiai Sihah, pendiri Pesantren Tambakberas. Semuanya pesantern itu berada di Jombang.
Sampai umur 13 tahun, Hasyim belajar kepada orangtuanya sendiri sampai pada taraf menjadi badal atau guru pengganti di Pesantren Keras. Muridnya tak jarang lebih tua dibandingkan dirinya.
Pada umur 15 tahun, ia memulai pengembaraan ilmu ke berbagai pesantren di Jawa dan Madura: Probolinggo (Pesantren Wonokoyo), Tuban (Pesantren Langitan), Bangkalan, Madura (Pesantren Trenggilis dan Pesantren Kademangan), dan Sidoarjo (Pesantren Siwalan Panji).
Pada pengembaraannya yang terakhir itulah, ia, setelah belajar lima tahun dan umurnya telah genap 21 tahun, tepatnya tahun 1891, diambil menantu oleh Kiai Ya`kub, pemimpin Pesantren Siwalan Panji. Ia dinikahkan dengan Khadijah.
Namun, dua tahun kemudian, 1893, saat pasangan ini tengah berada di Makkah, Khadijah meninggal di sana ketika melahirkan Abdullah. Dua bulan kemudian Abdullah pun menyusul ibunya. Kala itu Hasyim tengah belajar dan bermukim di tanah Hijaz.
Tahun itu juga, Hasyim pulang ke tanah air. Namun tak lama kemudian, ia kembali ke Makkah bersama adiknya, Anis, untuk dan belajar. Tapi si adik juga meninggal di sana. Namun hal itu tidak menyurutkan langkahnya untuk belajar.
Tahun 1900, ia pulang kampung dan mengajar di pesantren ayahnya. Tiga tahun kemudian, 1903, ia mengajar di Pesantren Kemuring, Kediri, sampai 1906, di tempat mertuanya, Kiai Romli, yang telah menikahkan dirinya dengan putrinya, Nafisah.
Selama di Makkah ia belajar kepada Syaikh Mahfudz dari Termas (w. 1920), ulama Indonesia pertama pakar ilmu hadits yang mengajar kitab hadits Shahih Al-Bukhari di Makkah. Ilmu hadits inilah yang kemudian menjadi spesialisasi Pesantren Tebuireng, yang kelak didirikannya di Jombang sepulangnya dari Tanah Suci.
Selama hidupnya, K.H. Hasyim menikah tujuh kali. Selain dengan Khadijah dan Nafisah, antara lain ia juga menikahi Nafiqah, dari Siwalan Panji, Masrurah, dari Pesantren Kapurejo, Kediri.
Tahun 1899, 12 Rabi’ul Awwal 1317, ia mendirikan Pesantren Tebuireng. Lewat pesantren inilah K.H. Hasyim melancarkan pembaharuan sistem pendidikan keagamaan Islam tradisional, yaitu sistem musyawarah, sehingga para santri menjadi kreatif. Ia juga memperkenalkana pengetahuan umum dalam kurikulum pesantren, seperti Bahasa Melayu, Matematika, dan Ilmu Bumi. Bahkan sejak 1926 ditambah dengan Bahasa Belanda dan Sejarah Indonesia.
Kiai Cholil Bangkalan, gurunya, yang juga dianggap sebagai pemimpin spiritual para kiai Jawa, pun sangat menghormati dirinya. Dan setelah Kiai Cholil wafat, K.H. Hasyim-lah yang dianggap sebagai pemimpin spiritual para kiai.
Menghadapi penjajah Belanda, K.H. Hasyim menjalankan politik non-kooperatif. Banyak fatwanya yang menolak kebijakan pemerintah kolonial. Fatwa yang paling spektakuler adalah fatwa jihad, yaitu, “Wajib hukumnya bagi umat Islam Indonesia berperang melawan Belanda.” Fatwa ini dikeluarkan menjelang meletusnya Peristiwa 10 November di Surabaya.
Dalam paham keagamaan, pikiran yang paling mendasar Hasyim adalah pembelaannya terhadap cara beragama dengan sistem madzhab. Paham bermadzhab timbul sebagai upaya untuk memahami ajaran Al-Quran dan sunnah secara benar. Pandangan ini erat kaitannya dengan sikap beragama mayoritas muslim yang selama ini disebut Ahlussunnah wal Jama’ah.
Dalam paham keagamaan, pikiran yang paling mendasar Hasyim adalah pembelaannya terhadap cara beragama dengan sistem madzhab. Paham bermadzhab timbul sebagai upaya untuk memahami ajaran Al-Quran dan sunnah secara benar. Pandangan ini erat kaitannya dengan sikap beragama mayoritas muslim yang selama ini disebut Ahlussunnah wal Jama’ah.
Menurut Hasyim, umat Islam boleh mempelajari selain keempat madzhab yang ada. Namun persoalannya, madzhab yang lain itu tidak banyak memiliki literatur, sehingga mata rantai pemikirannya terputus. Maka, tidak mungkin bisa memahami maksud yang dikandung Al-Quran dan hadits tanpa mempelajari pendapat para ulama besar yang disebut imam madzhab.
NU didirikan antara lain untuk mempertahankan paham bermadzhab, yang ketika itu mendapat serangan gencar dari kalangan yang anti-madzhab.
Kiai Hasyim wafat pada 7 Ramadhan 1366 atau 25 Juli 1947 pada usia 76 tahun.
11/03/11
PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR
SEJARAH GONTOR
Pondok Gontor didirikan pada 10 April 1926 di Ponorogo, Jawa Timur oleh tiga bersaudara putra Kiai Santoso Anom Besari. Tiga bersaudara ini adalah KH Ahmad Sahal, KH Zainudin Fananie, dan KH Imam Zarkasy dan yang kemudian dikenal dengan istilah Trimurti.
Pada masa itu pesantren ditempatkan di luar garis modernisasi, dimana para santri pesantren oleh masyarakat dianggap pintar soal agama tetapi buta akan pengetahuan umum. Trimurti kemudian menerapkan format baru dan mendirikan Pondok Gontor dengan mempertahankan sebagian tradisi pesantren salaf dan mengubah metode pengajaran pesantren yang menggunakan sistem watonan (massal) dan sorogan (individu) diganti dengan sistem klasik seperti sekolah umum. Pada awalnya Pondok Gontor hanya memiliki Tarbiyatul Atfhfal (setingkat taman kanak-kanak) lalu meningkat dengan didirikannya Kulliyatul Mu'alimin Al-Islamiah (KMI) yang setara dengan lulusan sekolah menengah. Pada tahun 1963 Pondok Gontor mendirikan Institut Studi Islam Darussalam (ISID).
Pesantren Gontor dikelola oleh Badan Wakaf yang beranggotakan tokoh-tokoh alumni pesantren dan tokoh yang peduli Islam sebagai penentu Kebijakan Pesantren dan untuk pelaksanaannya dijalankan oleh tiga orang Pimpinan Pondok(Kyai) yaitu KH Hasan Abdullah Sahal (Putra KH Ahmad Sahal). Dr. KH Abdullah Syukri Zarkasy (putra KH Imam Zarkasy)dan KH Syamsul Hadi Abdan,S.Ag. Tradisi pengelolaan oleh tiga pengasuh ini, melanjutkan pola Trimurti (Pendiri).
Pada saat peristiwa Madiun tahun 1948 saat Muso telah menguasai daerah Karesidenan Madiun (Madiun, Ponorogo, Magetan, Pacitan dan Ngawi) dan membunuhi banyak tokoh agama, dimana pada saat itu TNI sudah dilumpuhkan oleh PKI, Pesantren Gontor diliburkan dan santri serta ustadnya hijrah guna menghindar dari kejaran pasukan Muso. KH Ahmad Sahal(alm) selamat dalam persembunyian di sebuah Gua di pegunungan daerah Mlarak. Gua tersebut kini disebut dengan Gua Ahmad Sahal. Kegiatan Pendidikan Pesantren dilanjutkan kembali setelah kondisi normal.
Pandangan Modern KH Ahmad Sahal, sebagai Pendiri tertua dari Trimurti dan kedua adiknya yaitu KH Ahmad Fanani dan KH Imam Zarkasy diwujudkan pula dalam menyekolahkan putra-putrinya selain di sekolah agama (pesantren) juga di sekolah umum. Drs. H. Ali Syaifullah Sahal (alm) alumni Filsafat UGM dan sebuah Universitas di Australia, dosen di IKIP Malang; Dra. Hj. Rukayah Sahal dosen IKIP (UMJ) Jakarta dll.
Dan tentu menjadi bahan pemikiran anggota Badan Wakaf saat ini, untuk mewujudkan Pesantren Gontor menjadi semacam Universitas Al Azhar di Mesir, sebuah universitas yang memiliki berbagai bidang kajian (Agama serta Ilmu dan Teknologi) yang berbasiskan Islam.
Pada tahun 1994 didirikan pondok khusus putri untuk tingkat KMI dan pendidikan tinggi yang khusus menerima alumni KMI. Pondok khusus putri ini menempati tanah wakaf seluas 187 hektar. Terletak di Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Kini, pondok khusus putri memiliki lima cabang, tiga cabang berlokasi di Ngawi, satu cabang di Sulawesi Tenggara dan satu di Kediri.
Hingga kini gontor telah memiliki 10 cabang yang terdiri dari 13 kampus di seluruh Indonesia dan santri/ santriwatinya mencapai 14.273 orang. Tidak seperti pesantren pada umumnya, para pengajarnya pun berdasi dan bercelana panjang pantalon.
Kulliyatul-Mu'allimin al-Islamiyah (KMI)
Adalah jenjang pendidikan menengah di Pondok Gontor yang setara dengan SMP dan SMA. Masa belajar dapat diselesaikan dengan empat tahun dan/atau enam tahun
Jam belajar
Jam belajar di pondok gontor dimulai pada jam 04.30 saat salat subuh dan berakhir pada pukul 22:00.
Jam belajar ini terbagi menjadi dua bagian:
Pendidikan formal dimulai dari pukul 07:00 - 12:15
Pengasuhan dimulai pukul 13.00
Kurikulum dan Pelajaran
Kurikulum KMI yang bersifat akademis dibagi dalam beberapa bidang, yaitu:
Bahasa Arab
Dirasah Islamiyah
Ilmu keguruan dan psikologi pendidikan
Bahasa Inggris
Ilmu Pasti
Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Sosial
Keindonesiaan/ Kewarganegaraan.
KMI membagi pendidikan formalnya dalam perjenjangan yang sudah diterapkan sejak tahun 1936. KMI memiliki program reguler dan program intensif.
Program reguler untuk lulusan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dengan masa belajar hingga enam tahun. Kelas I-III setingkat dengan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) jika mengacu pada kurikulum nasional dan kelas IV-VI setara dengan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (MA).
Program intensif KMI untuk lulusan SMP/MTs yang ditempuh dalam 4 tahun.
Bahasa Arab dan bahasa Inggris ditetapkan sebagai bahasa pergaulan dan bahasa pengantar pendidikan, kecuali mata pelajaran tertentu yang harus disampaikan dengan Bahasa Indonesia. Bahasa Arab dimaksudkan agar santri memiliki dasar kuat untuk belajar agama mengingat dasar-dasar hukum Islam ditulis dalam bahasa Arab. Bahasa Inggris merupakan alat untuk mempelajari ilmu pengetahuan/umum.
Pengasuhan santri adalah bidang yang menangani kegiatan ekstrakurikuler dan kurikuler. Setiap siswa wajib untuk menjadi guru untuk kegiatan pengasuhan pada saat kelas V dan VI jika ingin melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi di ISID, mereka tidak akan dipungut biaya, tetapi wajib mengajar kelas I-VI di luar jam kuliah.mengajar kuliah dan membantu pondok itulah yang di lakukan sebagai bentuk pengabdian dan pengembangan diri,
fidul qur'an dan mengadopsi kurikulum gontor, yang beralamat di jl.sikatan belakang kantor kecamatan sumberrejo-bojonegoro JATIM
Pelatihan tambahan bagi guru dengan materi yang sesuai dengan standar pendidikan nasional.
Keterampilan, kesenian, dan olahraga tidak masuk kedalam kurikulum tetapi menjadi aktivitas ekstrakurikuler.
Siswa diajarkan untuk bersosialisasi dengan membentuk masyarakat sendiri di dalam pondok, melalui organ organisasi. Mulai dari ketua asrama, ketua kelas, ketua kelompok, organisasi intra/ekstra, hingga ketua regu pramuka. Sedikitnya ada 1.500 jabatan ketua yang selalu berputar setiap pertengahan tahun atau setiap tahun.
dan terdapat banyak pondok alumninya, diantaranya adalah pondok alumni yang ada di bojonegoro, SMP PUTRI AISYIYAH, SMP yang termasuk di dalamnya tah
Fasilitas
Kompleks pondok pada umumnya terdiri dari masjid besar, aula, gedung dua lantai, dan sekolah. Bangunan asrama melingkari bangunan sekolah.
Terdapat juga:
Asrama santri
Ruang-ruang praktikum
Laboratorium Bahasa Arab dan Bahasa Inggris
Kursus komputer
Warung internet
Biaya sekolah dan sumber dana
Biaya pendidikan bagi siswa di KMI sebesar Rp. 350.000 per bulan, terdiri dari Rp. 170.000 untuk uang makan dan Rp. 150.000 untuk biaya pendidikan, 30 ribu uang kegiatan.
Dosen dan pengasuh pondok tidak pernah digaji
Manajemen pesantren dilakukan secara swadana dan swakelola
Sumber pendanaan berasal dari santri dan pengembangannya dikelola dalam beberapa unit usaha untuk mendanai pendidikan, pengajaran, dan pengasuhan.
Seluruh pengelola adalah keluarga besar pondok yang terdiri dari para santri dan dosen.
Tidak dipungut Biaya Pendaftaran & Biaya Gedung
Alumni
Muhammad Maftuh Basyuni,Mantan Menteri Agama
Din Syamsuddin, Ketua Umum PP Muhammadiyah.
KH Hasyim Muzadi, Ketua Umum PB NU (Nahdhatul Ulama)
Emha Ainun Nadjib, Budayawan
Abu Bakar Baasyir, Pimpinan Pondok Pesantren Ngruki, Solo
Nurcholis Madjid, Cendekiawan Muslim
Ahmad Fuadi, Novelis
AS. Panji GUmilang, Pimpinan Pesantren Modern Al-Zaytun
Lain-lain
Pada 10 April 2006, merayakan ulang tahunnya yang ke-80 pondok gontor mengadakan acara seperti ceramah, jambore, dan raimuna. Pengadaan acara ini menelan biaya tidak kurang dari Rp. 4 miliar dan turut mengundang Presiden Republik Indonesia, wakil presiden dan Gubernur Jawa Timur Imam Utomo.
Rencana pengembangan Institut Studi Islam Darussalam (ISID) menjadi universitas dan membukanya untuk umum.
Merencanakan menambah program pendidikan bahasa Mandarin mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Cina yang pesat.
Para santri/santriwati kelas I-IV dilarang menonton televisi. Saat mereka menginjak V dan VI mereka diizinkan untuk menonton televisi dengan jam terbatas. Hal ini dimaksudkan agar santri/santriwati hanya mendapatkan hal-hal positif, sampai mereka cukup dewasa untuk berpikir, setelah itu baru diberikan hal-hal yang negatif- itupun hanya sebatas pengetahuan.Referensi
Kompas, Senin 8 Mei 2006, hal 38. Teropong Nusantara: 80 tahun Pondok Gontor. Eksis karena tradisi dan independensi.
Kompas, Senin 8 Mei 2006, hal 39. Teropong Nusantara: Pendidikan Pesantren. Uniknya Kurikulum Gontor.
KHAERUL ROZIQIEN ELBASYARIE JAWAL WUSYTHO
Dari www.pesantren modern gontor.com
Langganan:
Postingan (Atom)