puasa juga berfungsi sebagai
DETOKSIFIKASI
JAKARTA - Selama berpuasa, perut dalam kondisi kosong
lebih dari 12 jam , sehingga dikhawatirkan mengganggu pencernaan . Namun ,
jangan khawatir , para ahli dan penelitian menunjukan, puasa baik untuk kesehatan asalkan pola makan
diatur dan nutrisi seimbang . Dr. Ari Fahrial Syam SpPD , MMB dari sub bagian
Gastroenterologi FKUI-RSiJPN , Cipto mangunkusumo menyatakan, puasa bagus untuk
KESEHATAN pencernaan bERPUASA MERUPAKAN BAGIAN DARI
TERAPI MEDIS, saat
berpuasa , ada perubahan jadwal makanan dari tiga kali sehari menjadi dua kali
sehari . Saat itu terjadi pengurangan asupan kalori, kata dia . Pada hari
biasa, kata Ari, saat makan siang biasanya orang mengonsumsi makanan berlemak .
Dengan berpuasa kebiasaan makan seperti itu berkurang . Penderita MAG yang rentan
dengan gangguan pencernaan juga tidak perlu khawatir berpuasa, pasien mag akan
makan lebih teratur . Sealain itu dengan shaum, akan mengendalikan diri
sehingga lebih tenang dan tidak stres . Sebuah penelitian menunjukan, orang
yang mengalami luka dilambung, tetapi tetap berpuasa dan minum obat memiliki
tingkat kesembuhan lebih besar dibandingkan dengan tidak berpuasa .
Ari menuturkan , saat berpuasa terjadi pengurangan asupan kalori . Ini
menyebabkan asupan lemak, juga ikut berkurang . Asupan lemak yang berkurang
akan mengurangi asupan kolesterol. “ Jika seseorang berpuasa dengan pola makan
baik, seharusnya parameter laboratorium juga akan membaik”, katanya . Pakar
gizi dari Persatuan Dokter Gizi Klinik Indonesia ( PDGKI )
Dr. dr. Fiastuti Witjaksono SpGK,MSC mengatakan hal yang
sama. “ Menjalani puasa ramadhan sangat bermanfaat bagi saluran pencernaan,
“ kata FIASTUTI . Saat puasa organ pencernaan dapat beristirahat untuk sementara
waktu . Lambung yang tidak pernah beristirahat akibat makan tiga kali sehari,
akhirnya dapat beristirahat selama berpuasa . Hal ini agar organ tersebut bisa
bekerja lebih baik lagi setelah puasa, katanya . Saat sistem pencernaan
beristirahat itulah energi tubuh menjadi lebih terarah untuk proses
perbaikan-perbaikan sel dan sistem tubuh yang rusak . Namun manfaat
itu tidak tercapai jika saat berbuka puasa diterapkan sistem balas dendam.
Idealnya, lanjut dia , berbuka dilakukan secara bertahap . Pola makan dengan
jumlah kalori secukupnya dan gizi seimbang .
Beberapa
penelitian seperti dikutip dari WEEKLY TRUST.COM, menyebutkan, puasa juga
berfungsi sebagai DETOKSIFIKASI .
DETOKSIFIKASI
adalah kemampuan tubuh menetralisasi atau mengeliminasi
zat-zat racun dari tubuh . Proses
DETOKSIFIKASI tersebu terjadi pada , USUS BESAR, HATI, GINJAL, PARU, KLENJAR GETAH BENING, SERTA KULIT
. Ketika berpuasa pada bulan ramadhan, terjadi penurunan asupan makanan atau
energi . Ini menyebabkan tubuh mengerahkan cadangan energi yang ada untuk
menggantikan kekurangan asupan tersebut . Lalu terjadilah suatu proses yang
disebut otolistis . Otolistis ini merupakan penguraian
cadangan lemak untuK diubah menjadi energi . Saat berpuasa cadangan
lemak yang tertimbun akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi harian . Saat bersamaan terjadi pelepasan bahan-bahan kimia yang
terikat dalam lemak . Bahan kimia itu akan dibuang oleh organ –organ yang
bertugas melakukan detoksifikasi . Selain itu saat berpuasa , energi yang
sebelumnya untuk proses pencernaan dialihkan dalam proses metabolisme dan
sistem kekebalan . Karena itu saat shaum terjadi peningkatan proses penyembuhan
penyakit .
Agar puasa tetap lancar dan pencernaan
tidak terganggu ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat berbuka dan sahur
.
1. Bagi penderita Mag, hindari makanan
dan minuman yang banyak mengandung GAS dan terlalu banyak serat, seperti kol,
sawi, nangka dan pisang ambon .
2. Hindari konsumsi makanan yang sulit
dicerna saat berbuka puasa . Makanan yang sulit dicerna dapat memperlambat
pengosongan lambung . Hal ini menyebabkan peningkatan peregangan dilambung dan akhirnya dapat meningkatkan
asam lambung, diantaranya makanan berlemak, cokelat juga keju .
DIKUTIP DARI KORAN REPUBLIKA OLEH METHODE
AL-AMBIYA, 28 JULI 2012 .